Pages

Selasa, 20 Oktober 2015

De Payakumbuh (Part 1)

Hallo ha, Sahabat Kataku.

Kali ini saya akan kembali bercerita sedikit tentang perjalanan singkat saya ke Kota Payakumbuh (kali ini kembali OLD BOOK ya) salah satu Metropolitan #ce’illeh:v di Sumatera Barat, mungkin teman – teman pernah dengar tentang Kelok 9 salah satu rekonstruksi jalan lingkar yang keren hasil karya anak bangsa, nah kelok Kelok 9 itu ada di Payakumbuh merupakan jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan Sumatera Barat – Riau.

Saya sendiri baru 2 kali ke Kota Payakumbuh, ya betul 2x. Saya yang menetap sudah 10 tahun lebih di Padang aja, baru dua kali ke Payakumbuh #Naas. Tentu saja dengan pengalaman secetek itu tidak banyak yang bisa saya bagi, karena saya belum mengeksplor Kota Payakumbuh sepenuhnya. Mungkin kalo ada kesempatan saya akan keliling Payakumbuh lagi.

Kelok 9 (Sumber: travel.kompas.com)

Kali pertama saya mengunjungi Payakumbuh saat itu tujuan utamanya adalah membantu teman dalam mengumpulkan sampel buat penelitiannya, yakni Cabai Kopay. Cabai Kopay sendiri merupakan varietas unggulan Sumatera Barat asal Payakumbuh yang telah dirilis, sebenarnya benih cabai ini sudah tersedia secara luas di Padang namun teman saya ini butuh eksplorasi lahan untuk mengambil buah cabainya langsung dari lapangan sekalian berdiskusi dengan penemunya yakni Bapak Syahrul Yondri, keunggulan Cabai ini adalah buahnya yang panjang hingga mencapai 30 cm (iya, 30 cm, coba deh liat penggaris plastik yang teman – teman punya. Sebegitu panjang yang dapat dicapai buah Cabai Kopay ini). Kami ber-8, menyewa satu mobil innova berangkat dari Padang menuju Payakumbuh. Perjalanan Payakumbuh dapat dicapai dalam 4-5 jam, namun karena kami berangkatnya kesorean dari Padang kami memasuki Kota Payakumbuh sudah tengah malam. Destinasi pertama adalah Mencari Mie Tek Tek.

Cabai Kopay (Panjang banget kan :v)

Pasar Kota Payakumbuh di Tengah Malam (udah sepi, tapi masih ada beberapa penjual. 
Termasuk Mie Tek Tek, Syukurlah vv)


Mari Makan Mie Tek Tek nya (Waktu uda yang jual lagi masak, bumbu mie nya nyengat banget di hidung tapi saat dah kelar dan dimakan jadi terlupakan semuanya ueennyakk... uennyakkkk.. #WorthItDah

  
Setelah kenyang dengan Mie Tek Tek kami pun meluncur kembali di lengangnya jalanan Kota Payakumbuh di malam hari, di perjalanan terbersit ide buat nyobain Kopi Talua (Kopi Telur) nya Kota Payakumbuh buat mengusir penat dan mengembalikan stamina. Kami turun di salah satu warung yang masih buka, posisinya kalo ga salah didepan Lapas Payakumbuh (wkwkwk :v, asal jangan dikira tahanan lapas yang kabur aja kitanya). Emang dasarnya ga suka kopi apalagi ditambahin telur mentah #huekk, jadi saya tidak begitu antusias tapi karena semuanya mesan pas uni – uni yang jualan nyatetin pesanan jadi ikutan pesan tapi yang normal aja Kopi Susu (biasa kan ya :v).
Muka ngantuk semua tapi tetap eksis, ketika kamera roll on auto smile-nya aktif :v

Serumput sampe mamput wkwkw :v

Normalnya cara minum kopi di warung pada sebagian besar daerah di Sumbar memang begitu Kopinya ditumpahin ke piring kecil, lalu diseruput deh sampai habis. Ulangi hingga seluruh kopi di gelas habis. Alasannya kenapa, katanya sih buat ngedinginin kopi tersebut. Sebenarnya sih ini cara kerennya pake sedotan, tradisionalnya ketika dirasa kopi sudah dingin angkat piringnya lalu minum deh berasa minum Ocha di Jepang ya :v, hanya saja ini Kopi Talua atau Kopi Susu.

#OriginalWay How to drink your Kopi Talua/Susu
Sekian dulu buat Cerita Payakumbuh hari ini, akan berlanjut di Part 2. Ngarai Harau dan Rengginang.Hmm Payakumbuh dan sejuta pesonanya. Tunggu Cerita selanjutnya.

Salam, Sahabat Kataku.

Semoga bermanfaat, and Enjoy The Day.

Jumat, 16 Oktober 2015

Sikuai Island, Mutiara yang Hilang

Hallo Ha, Sahabat Kataku

Mengingat-ngingat masa muda (berasa tua banget), sikuai menjadi cerita indah tersendiri. Sikuai Island adalah destinasi wisata pertama yang saya dikunjungi setelah menginjak angka 20. Kalau yang belum tahu Sikuai Island, bisa search di internet buat cerita lengkapnya, merupakan salah satu destinasi wisata di Sumatera Barat. Oh ya kenapa cerita ini di-labeli “OLD BOOK” karena saya mengunjunginya sudah lama, Maret 2012. Kalau sekarang sih sudah ga tahu gimana perkembangan wisata pulau ini, karena sudah banyak wisata pulau lain disekitar Padang, Sikuai jadi kalah pamor.

 Sikuai Island dari Kejauhan

Saat itu kami berlima berangkat menuju Sikuai Island dengan menggunakan kapal dari pelabuhan Kota Padang dekat Jembatan Siti Nurbaya dengan harga Rp. 250.000 (PP) perjalanan menuju Sikuai Island kami disuguhi pemandangan laut yang biru sejauh mata memandang (ya elah, namanya juga laut -_-“) dan teriknya matahari siang itu. Karena kapal yang penuh sesak kami tidak kebagian duduk di dek atas kapal, jadi kapal yang kami tumpangi ini bertingkat, dan di dek bawah panasnya minta ampun dan sumpeknya juga minta ampun. Jadinya kami memilih berjemur menikmati angin laut di selasar depan kapal ditemani teriknya matahari, ternyata bukan cuma kami yang memilh selasar depan dibandingkan dek bawah, banyak juga yang memilih berpanas-panas ria dibandingkan harus terperangkap dengan sumpeknya dek bawah kapal.

Walaupun terik tapi tetap eksis    

Ngadem di samping kapal (akhirnya ga tahan panas juga)

Perjalanan dari Pelabuhan Siti Nurbaya ke Sikuai Island kira-kira memakan waktu 1 – 2 jam (saya lupa tepatnya), kami merapat di dermaga Sikuai Island dengan selamat. Yeeii sampai Sikuai :v. Hal pertama yang dilakukan setelah turun dari kapal adalah selfie dan groupie di gerbang masuk Sikuai Island, mengabadikan setiap jengkal Sikuai yang dilewati. Benar – benar tidak mau melewatkan momen apapun dan sedikitpun.

Kapal akhirnya merapat di dermaga Sikuai Island

Kesan pertama tentang Sikuai Island adalah Pulau yang indah dengan dikelilingi perbukitan (yang baru tahu kemudian ternyata merupakan bagian Pulau Sumatera), jadi Sikuai ini berbatasan langsung dengan Pulau Sumatera tepat di seberang Pulau jadi pantainya tenang ga banyak ombak seolah terperangkap diantara Pulau Sumatera dan Sikuai. Pasir pantainya putih dan lembut, menurut salah satu teman, pasir pantai Sikuai lebih lembut dibandingkan denngan Pantai Kuta, Bali. Kami hanya merespon ‘Oh, ya’ Secara dia yang sudah ke Bali, kita kan belum pernah ke Bali. Well, kalau memang begitu berarti Sikuai Island ga kalah dibandingkan dengan Bali kan, kalau dikelola dengan baik.
Groupie dulu di depan Sikuai Island Resort dekat Dermaga

Salah satu sudut Sikuai Island

Garis Pantai Sikuai (Adegannya drama bgt ;v)

Nemplok di batu (wkwkwk :v)

Keliling pulau dengan berjalan kaki menjadi pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu hingga sore hari, kapal yang kami tumpangi akan berangkat kembali ke Kota Padang jam 16.30, setelah makan siang (250 rb tiket PP+lunch) kami memutuskan buat keliling pulau, pantai Sikuai dengan pasir putihnya yang lembut banyak bebatuan besar yang menghiasi bibir pantai Sikuai serta perbukitan yang tersusun rapi dari kejauhan, wahh anugrah alam banget, maha besar Tuhan atas segala apa yang diciptakan (benar ya, nikmat Tuhan mana lagi yang  kita dustakan. Kalo udah begini berasa melankolis banget ^^).

Selfie dulu (Lengkap dg 2 jarinya uppss.. No Campaign :v)

Perbukitan di seberang Pulau

Pantai dan Perahu

Sekian dulu sharing saya tentang cerita lama ini, Sikuai Island. Mungkin bakal ada yang nanya gimana dengan Sikuai saat ini? Jawabannya entah lah saya juga tidak tahu. Semenjak gempa Mentawai 2013 lalu (klo ga salah), Sikuai Island seolah menghilang tidak kedengaran lagi. Kabarnya orang asing yang menyewa dan mengelola pulau ini kembali ke asalnya karena takut gempa (spekulasi juga sih, beritanya masih simpang siur), Sikuai jadi terlantar dan tidak terurus. Diikuti dengan munculnya wisata Pulau baru di sekitar Sikuai tambah membuat Sikuai seolah hilang dari peredaran. Sayang sekali Pulau indah ini kalau sampai terlupakan, sekarang tinggal bagaimana pemkot yang mengambil langkah serius untuk memperbaiki banyak aspek pariwisata di Sumatera Barat, kita tunggu saja kapan mutiara ini kembali ditemukan dan dipoles untuk siap di pamerkan ke Mata Dunia.

Salam, Sahabat Kataku

Semoga bermanfaat, and Enjoy The Day.

Late Greeting in 2015

wahh.. Berasa amnesia dengan keberadaan blog ini, sehingga terbengkalai 2 tahun lamanya.
jadi ngapain aja 2 tahun belakangan?

Mengflashback cerita 2 tahun belakang ini, banyak hal yang terjadi.
1. Keputusan buat lanjut S2
2. Melepas status Jomblo
3. Jadi Penulis abal-abal (Americano Full Cream berhasil terbit walau hanya self-publishing) ^^
4. Kembali jomblo #gapakengenes
5. Studi S2 yang berhasil terselesaikan tepat waktu

Hmm.. lumayanlah buat pencapaian 2 tahun belakangan ini. Banyak cerita? tentu saja. Tapi semuanya bakal dirangkum dalam Americano Full Cream Season 2 #jjiahh tunggu saja tanggal mainnya.

Goal buat kedepannya adalah mencari pekerjaan dan menyelesaikan planing-planing yang  sudah dibuat, Ok segini aja dulu salam sapanya.

Post kali ini ga bakal panjang-panjang karena ini label bakalan ada di About Me, jadi sekedar Say Hi and Late Greeting aja buat kembali aktif dalam dunia pem-blog-an #apalahmaksudnya-_-".

Salam, Rekan Kataku.
Enjoy The Day.