Pages

Rabu, 04 November 2015

De Payakumbuh (Part 2)

Hallo Ha, Sahabat Kataku,

Sudah lebih seminggu ga update, jadi ceritanya satu minggu belakangan ini mencoba menjadi backpacker #gayanya, dengan modal nekat satu group berempat kami mencoba menjajaki 3 negara sekaligus tanpa bantuan tour agent, Malaysia, Singapura, dan Thailand yah standar negara ASEAN favorite buat jalan-jalan kan.. lumayan, sebanyak awal. Saat ini bakalan dilanjutin dulu cerita Payakumbuhnya, Projek Backpacknya ntar bakal dicicil ceritanya satu-satu, Ok. Keep reading ya guys.

Lanjut lagi tentang Payakumbuh, setelah semalaman berwisata kuliner kecil-kecilan di Pasar Kota Payakumbuh. Kami menginap di salah satu rumah teman yang saat itu juga ikut dalam rombongan (beginilah cara termurah buat jalan-jalan, menekan biaya penginapan wkwk :v). Ternyata Kopi Talua/Susu yang kami minum tadi tidak begitu ampuh, sesampainya di rumah rekan kami itu setelah basa basi sebentar dengan tuan rumah semuanya mulai bergerak membersihkan diri (gosok gigi dan cuci muka, no mandi udah malam dan payakumbuh di malam hari dingin banget), sholat, lalu mulai memasuki kamar – kamar yang sudah disediakan oleh tuan rumah. Tidak berapa lama semuanya mulai tertidur pulas.
Besoknya, saya terbangun saat adzan subuh. Keluar kamar dan ke toilet buat ambil wudhu dan sholat. Satu per satu teman saya yang lain mulai bangun, hanya Pak Supir saja yang belum #mungkinkelelahanbgt. Jam 7 terpaksa dia kami bangunin buat sarapan dan siap berangkat. Agenda hari ini adalah ke kebun Cabai Kopay, kewajiban utama dulu diselesaikan baru setelah itu jalan – jalan.
Tanaman Cabai Kopay

Setelah menyelesaikan kewajiban utama kami ke Kota Payakumbuh, selanjutnya acara refreshing. Tujuan utama adalah Air Terjun Payakumbuh di kawasan Harau ,saya tidak begitu ingat berapa lama waktu yang di butuhkan dari Kel. Koto Panjang (Kebun Cabai Kopay) hingga ke lokasi Air Terjun mungkin 1 jam-an, kami sempat berhenti sebentar buat beli nasi bungkus #NasiPadang (karena disini ga ada RM Nasi Padang, adanya RM Mak Etek, RM Uniang Piaman, dll wkwkwk :v). Sepanjang perjalanan kami disuguhkan pemandangan indah tebing – tebing tinggi dan sawah yang hijau, karena memang Air Terjun ini berada di kawasan Harau. Harau sendiri merupakan kawasan Lembah atau Ngarai yang dikelilingi Tebing – Tebing batu granit setinggi ratusan meter dengan total ada 6 air terjun disana tapi kami hanya mengunjungi salah satunya saja. Ketika sampai di parkiran tempat wisata kami harus meninggalkan mobil disitu dan menyusuri track di dalam hutan sekitar 10 – 20 menit dengan berjalan kaki untuk mencapai air terjun.

Tebing batu sepanjang Ngarai Harau

Berasa kuat bgt, bisa ngangkat batu wkwkwk :v

Salah satu tebing, sayang udah banyak orang yang merasa dirinya keren mencoret – coret tebing seenaknya (semoga dikutuk jadi batu mereka kyk Malin Kundang, #jjiahhemangbisaya)

Perjalanan menuju Air Terjun Payakumbuh

Setelah perjalanan yang lumayan untuk mencapai Air Terjun, akhirnya sampai juga. Kesan pertama, Air Terjunnya Kecil Sekali, maksudnya debit airnya kalau dilihat dari jauh tidak begitu elegan tampaknya air itu terjun. Bagi orang yang pernah lihat Air Terjun Lembah Anai dengn debit air yang besar tentu akan beranggapan serupa, Air Terjun Payakumbuh ini Kecil dan Gemulai sekali #eeaa tapi ternyata setelah agak mendekat ke Air Terjun ternyata tidak segemulai kelihatannya, hantamannya lumayan kerasa dengan debit air yang sedang tidak sebesar Lembah Anai setelah cari info ternyata Air Terjun ini termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia dengan tinggi menjulang hingga 150 m. Pantas saja bisa keras banget gitu hantamannya, ya dengan debit sebegitu masih wajar lah ya, tampak beberapa anak – anak masih dapat duduk dan bermain air di bawah hempasan Air Terjun, bayangkan jika debitnya sebesar Lembah Anai #Wahh Patah tuh Leher.
          
Air Terjun Payakumbuh

Anak – anak yang menikmati Air Terjun

Setelah makan siang dan berfoto – foto sekitar Air Terjun kita mulai bergegas kembali ke mobil, diperjalanan kembali kami tertarik dengan tanaman unik yang di jual yakni Pakis Monyet, ya begitulah namanya, sebenarnya masuk akal sih penamaannya karena secara visual tanaman pakis tersebut tampak seperti miliki bulu yang lebat layaknya monyet, makanya disebut Pakis Monyet. Ini adalah Destinasi terakhir kita di Kota Payakumbuh, karena harus bergegas kembali ke Padang dan meletakkan sample cabai teman ke kulkas kalo kelamaan entar takutnya rusak. Di perjalanan kita singgah di Toko oleh – oleh khas Payakumbuh, banyak sekali pilihannya kalo Sahabat Kataku berkesempatan buat mengunjungi Payakumbuh jangan lewatkan oleh – oleh khas Payakumbuh. Favorite saya adalah Rengginang, rengginang adalah makanan ringan seperti kerupuk dari beras atau beras ketan yang dikeringkan jadik kriuk kriuk gitu. Umumnya Regginang yang banyak saya temui di Bukittinggi salah satunya berwarna putih dengan gula merah kering diatasnya, di Payakumbuh saya membeli rengginang berwarna coklat tampaknya gula merahnya sudah dicampurkan bersama beras sehingga rengginangnya berwarna cokelat. Udahlah kalo ketemu rengginang, niatnya buat oleh – oleh akhirnya habis juga di cemilin di sepanjang perjalanan pulang.

Pakis Monyet  (jangan dikasih kata sambung ya ;piss)

Rengginang (Sumber: cepatnya.info)

Sekian dulu sharing saya mengenai Kota Payakumbuh, seperti yang saya bilang di awal karena saya belum mampu menelusuri Payakumbuh lebih jauh jadinya tidak banyak yang dapat saya bagikan. Kalau teman – teman penasaran bisa tanya aja sama mbah google. Destinasi terbaru mengenai Payakumbuh adalah Air Terjun Lubuk Batu Bulan dan Embung Baboy. Air Terjun Lubuk Batu Bulan sendiri saya belum pernah kesana, teman saya sudah ada yang pernah kesana katanya keren banget sayang waktu itu saya tidak bisa ikut sedangkan untuk Embung Baboy masih terbilang destinasi wisata yang baru jadi belum banyak tahu.

Salam, Sahabat Kataku.


Semoga bermanfaat, and Enjoy The Day.

Selasa, 20 Oktober 2015

De Payakumbuh (Part 1)

Hallo ha, Sahabat Kataku.

Kali ini saya akan kembali bercerita sedikit tentang perjalanan singkat saya ke Kota Payakumbuh (kali ini kembali OLD BOOK ya) salah satu Metropolitan #ce’illeh:v di Sumatera Barat, mungkin teman – teman pernah dengar tentang Kelok 9 salah satu rekonstruksi jalan lingkar yang keren hasil karya anak bangsa, nah kelok Kelok 9 itu ada di Payakumbuh merupakan jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan Sumatera Barat – Riau.

Saya sendiri baru 2 kali ke Kota Payakumbuh, ya betul 2x. Saya yang menetap sudah 10 tahun lebih di Padang aja, baru dua kali ke Payakumbuh #Naas. Tentu saja dengan pengalaman secetek itu tidak banyak yang bisa saya bagi, karena saya belum mengeksplor Kota Payakumbuh sepenuhnya. Mungkin kalo ada kesempatan saya akan keliling Payakumbuh lagi.

Kelok 9 (Sumber: travel.kompas.com)

Kali pertama saya mengunjungi Payakumbuh saat itu tujuan utamanya adalah membantu teman dalam mengumpulkan sampel buat penelitiannya, yakni Cabai Kopay. Cabai Kopay sendiri merupakan varietas unggulan Sumatera Barat asal Payakumbuh yang telah dirilis, sebenarnya benih cabai ini sudah tersedia secara luas di Padang namun teman saya ini butuh eksplorasi lahan untuk mengambil buah cabainya langsung dari lapangan sekalian berdiskusi dengan penemunya yakni Bapak Syahrul Yondri, keunggulan Cabai ini adalah buahnya yang panjang hingga mencapai 30 cm (iya, 30 cm, coba deh liat penggaris plastik yang teman – teman punya. Sebegitu panjang yang dapat dicapai buah Cabai Kopay ini). Kami ber-8, menyewa satu mobil innova berangkat dari Padang menuju Payakumbuh. Perjalanan Payakumbuh dapat dicapai dalam 4-5 jam, namun karena kami berangkatnya kesorean dari Padang kami memasuki Kota Payakumbuh sudah tengah malam. Destinasi pertama adalah Mencari Mie Tek Tek.

Cabai Kopay (Panjang banget kan :v)

Pasar Kota Payakumbuh di Tengah Malam (udah sepi, tapi masih ada beberapa penjual. 
Termasuk Mie Tek Tek, Syukurlah vv)


Mari Makan Mie Tek Tek nya (Waktu uda yang jual lagi masak, bumbu mie nya nyengat banget di hidung tapi saat dah kelar dan dimakan jadi terlupakan semuanya ueennyakk... uennyakkkk.. #WorthItDah

  
Setelah kenyang dengan Mie Tek Tek kami pun meluncur kembali di lengangnya jalanan Kota Payakumbuh di malam hari, di perjalanan terbersit ide buat nyobain Kopi Talua (Kopi Telur) nya Kota Payakumbuh buat mengusir penat dan mengembalikan stamina. Kami turun di salah satu warung yang masih buka, posisinya kalo ga salah didepan Lapas Payakumbuh (wkwkwk :v, asal jangan dikira tahanan lapas yang kabur aja kitanya). Emang dasarnya ga suka kopi apalagi ditambahin telur mentah #huekk, jadi saya tidak begitu antusias tapi karena semuanya mesan pas uni – uni yang jualan nyatetin pesanan jadi ikutan pesan tapi yang normal aja Kopi Susu (biasa kan ya :v).
Muka ngantuk semua tapi tetap eksis, ketika kamera roll on auto smile-nya aktif :v

Serumput sampe mamput wkwkw :v

Normalnya cara minum kopi di warung pada sebagian besar daerah di Sumbar memang begitu Kopinya ditumpahin ke piring kecil, lalu diseruput deh sampai habis. Ulangi hingga seluruh kopi di gelas habis. Alasannya kenapa, katanya sih buat ngedinginin kopi tersebut. Sebenarnya sih ini cara kerennya pake sedotan, tradisionalnya ketika dirasa kopi sudah dingin angkat piringnya lalu minum deh berasa minum Ocha di Jepang ya :v, hanya saja ini Kopi Talua atau Kopi Susu.

#OriginalWay How to drink your Kopi Talua/Susu
Sekian dulu buat Cerita Payakumbuh hari ini, akan berlanjut di Part 2. Ngarai Harau dan Rengginang.Hmm Payakumbuh dan sejuta pesonanya. Tunggu Cerita selanjutnya.

Salam, Sahabat Kataku.

Semoga bermanfaat, and Enjoy The Day.

Jumat, 16 Oktober 2015

Sikuai Island, Mutiara yang Hilang

Hallo Ha, Sahabat Kataku

Mengingat-ngingat masa muda (berasa tua banget), sikuai menjadi cerita indah tersendiri. Sikuai Island adalah destinasi wisata pertama yang saya dikunjungi setelah menginjak angka 20. Kalau yang belum tahu Sikuai Island, bisa search di internet buat cerita lengkapnya, merupakan salah satu destinasi wisata di Sumatera Barat. Oh ya kenapa cerita ini di-labeli “OLD BOOK” karena saya mengunjunginya sudah lama, Maret 2012. Kalau sekarang sih sudah ga tahu gimana perkembangan wisata pulau ini, karena sudah banyak wisata pulau lain disekitar Padang, Sikuai jadi kalah pamor.

 Sikuai Island dari Kejauhan

Saat itu kami berlima berangkat menuju Sikuai Island dengan menggunakan kapal dari pelabuhan Kota Padang dekat Jembatan Siti Nurbaya dengan harga Rp. 250.000 (PP) perjalanan menuju Sikuai Island kami disuguhi pemandangan laut yang biru sejauh mata memandang (ya elah, namanya juga laut -_-“) dan teriknya matahari siang itu. Karena kapal yang penuh sesak kami tidak kebagian duduk di dek atas kapal, jadi kapal yang kami tumpangi ini bertingkat, dan di dek bawah panasnya minta ampun dan sumpeknya juga minta ampun. Jadinya kami memilih berjemur menikmati angin laut di selasar depan kapal ditemani teriknya matahari, ternyata bukan cuma kami yang memilh selasar depan dibandingkan dek bawah, banyak juga yang memilih berpanas-panas ria dibandingkan harus terperangkap dengan sumpeknya dek bawah kapal.

Walaupun terik tapi tetap eksis    

Ngadem di samping kapal (akhirnya ga tahan panas juga)

Perjalanan dari Pelabuhan Siti Nurbaya ke Sikuai Island kira-kira memakan waktu 1 – 2 jam (saya lupa tepatnya), kami merapat di dermaga Sikuai Island dengan selamat. Yeeii sampai Sikuai :v. Hal pertama yang dilakukan setelah turun dari kapal adalah selfie dan groupie di gerbang masuk Sikuai Island, mengabadikan setiap jengkal Sikuai yang dilewati. Benar – benar tidak mau melewatkan momen apapun dan sedikitpun.

Kapal akhirnya merapat di dermaga Sikuai Island

Kesan pertama tentang Sikuai Island adalah Pulau yang indah dengan dikelilingi perbukitan (yang baru tahu kemudian ternyata merupakan bagian Pulau Sumatera), jadi Sikuai ini berbatasan langsung dengan Pulau Sumatera tepat di seberang Pulau jadi pantainya tenang ga banyak ombak seolah terperangkap diantara Pulau Sumatera dan Sikuai. Pasir pantainya putih dan lembut, menurut salah satu teman, pasir pantai Sikuai lebih lembut dibandingkan denngan Pantai Kuta, Bali. Kami hanya merespon ‘Oh, ya’ Secara dia yang sudah ke Bali, kita kan belum pernah ke Bali. Well, kalau memang begitu berarti Sikuai Island ga kalah dibandingkan dengan Bali kan, kalau dikelola dengan baik.
Groupie dulu di depan Sikuai Island Resort dekat Dermaga

Salah satu sudut Sikuai Island

Garis Pantai Sikuai (Adegannya drama bgt ;v)

Nemplok di batu (wkwkwk :v)

Keliling pulau dengan berjalan kaki menjadi pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu hingga sore hari, kapal yang kami tumpangi akan berangkat kembali ke Kota Padang jam 16.30, setelah makan siang (250 rb tiket PP+lunch) kami memutuskan buat keliling pulau, pantai Sikuai dengan pasir putihnya yang lembut banyak bebatuan besar yang menghiasi bibir pantai Sikuai serta perbukitan yang tersusun rapi dari kejauhan, wahh anugrah alam banget, maha besar Tuhan atas segala apa yang diciptakan (benar ya, nikmat Tuhan mana lagi yang  kita dustakan. Kalo udah begini berasa melankolis banget ^^).

Selfie dulu (Lengkap dg 2 jarinya uppss.. No Campaign :v)

Perbukitan di seberang Pulau

Pantai dan Perahu

Sekian dulu sharing saya tentang cerita lama ini, Sikuai Island. Mungkin bakal ada yang nanya gimana dengan Sikuai saat ini? Jawabannya entah lah saya juga tidak tahu. Semenjak gempa Mentawai 2013 lalu (klo ga salah), Sikuai Island seolah menghilang tidak kedengaran lagi. Kabarnya orang asing yang menyewa dan mengelola pulau ini kembali ke asalnya karena takut gempa (spekulasi juga sih, beritanya masih simpang siur), Sikuai jadi terlantar dan tidak terurus. Diikuti dengan munculnya wisata Pulau baru di sekitar Sikuai tambah membuat Sikuai seolah hilang dari peredaran. Sayang sekali Pulau indah ini kalau sampai terlupakan, sekarang tinggal bagaimana pemkot yang mengambil langkah serius untuk memperbaiki banyak aspek pariwisata di Sumatera Barat, kita tunggu saja kapan mutiara ini kembali ditemukan dan dipoles untuk siap di pamerkan ke Mata Dunia.

Salam, Sahabat Kataku

Semoga bermanfaat, and Enjoy The Day.

Late Greeting in 2015

wahh.. Berasa amnesia dengan keberadaan blog ini, sehingga terbengkalai 2 tahun lamanya.
jadi ngapain aja 2 tahun belakangan?

Mengflashback cerita 2 tahun belakang ini, banyak hal yang terjadi.
1. Keputusan buat lanjut S2
2. Melepas status Jomblo
3. Jadi Penulis abal-abal (Americano Full Cream berhasil terbit walau hanya self-publishing) ^^
4. Kembali jomblo #gapakengenes
5. Studi S2 yang berhasil terselesaikan tepat waktu

Hmm.. lumayanlah buat pencapaian 2 tahun belakangan ini. Banyak cerita? tentu saja. Tapi semuanya bakal dirangkum dalam Americano Full Cream Season 2 #jjiahh tunggu saja tanggal mainnya.

Goal buat kedepannya adalah mencari pekerjaan dan menyelesaikan planing-planing yang  sudah dibuat, Ok segini aja dulu salam sapanya.

Post kali ini ga bakal panjang-panjang karena ini label bakalan ada di About Me, jadi sekedar Say Hi and Late Greeting aja buat kembali aktif dalam dunia pem-blog-an #apalahmaksudnya-_-".

Salam, Rekan Kataku.
Enjoy The Day.

Senin, 28 Oktober 2013

Ekspedisi : Orang Pendek (Part 1)


Kegelapan menyelimuti seluruh titik pandangku, aku terduduk disudut kamarku, sudah semenjak siang tadi setelah orang tua memberitakan kabar itu, “Bayu, kita tampaknya harus pindah lagi” ujar papaku, aku hanya terdiam sambil memegang sendokku yang penuh dengan nasi dan potongan ayam, tanganku kembali ke piring, aku menatap papa, “Papa dipindahtugaskan lagi” tambah papa, aku sedang memikirkan apa yang akan aku ucapakan, “tapi Papa janji ini yang terakhir, untuk selanjutnya kita ga bakalan pindah-pindah lagi” ujar Papa. Aku menatap mama, mama hanya mengangguk, aku berdiri dan bergegas menuju kamarku, baru satu setengah tahun yang lalu, kami pindah kekota ini dan sekarang sudah mau pindah lagi, aku benar-benar benci harus pindah ke kota baru lagi, menyesuiakan diri, sekolah, dan teman-teman yang baru lagi, dan disinilah aku sekarang terduduk didalam gelapnya kamarku, Mama sudah beberapa kali mondar-mandir kekamarku sejak siang tadi dan aku masih belum mau membukakan pintu dan bertemu dengan Mama dan Papa, aku benar-benar malas untuk harus pindah lagi.

Jumat, 25 Oktober 2013

My Word

Hai World, new member in blogspot :)

Mengekspresikan lewat kata-kata menjadi suatu meditasi yang baik untuk menenangkan pikiran, hati, dan semua perasaan yang ada.

Mari saling berbagi melalui kata-kata, dan setiap kata yang dituliskan semoga menjadi suatu penyembuhan yang baik dan menjadi suatu karya indah untuk dapat dikenang

My Word,, by KATAKU.
Friday, 25 Oktober 2013 meyapa dunia.